Senin, 03 September 2018

cross over


Katanya, semakin tinggi sebuah pohon
maka semakin besar pula angin yang menerpanya.
Tapi sebelum si pohon itu meninggi,
apakah ia telah memastikan bahwa spot itulah yang terbaik baginya untuk tumbuh?




Masih inget cerita ketika suami aku ditabrak?
Pernah aku posting ceritanya di sini: dunia ini masih butuh kamu

postingan itu aku buat sekitar bulan November 2017 dan sejak kejadian tabrakan itu,
motor aku rusak hehehe.
stir dan ban nya bengkok, sama ada beberapa badan motor yang penyok.
Selama 9 bulan ke belakang,
aku tetep pake "motor rusak" itu sehari-hari.
Bukannya ga enak ya pake motor rusak?
Ya iyasih. Tapi masih bisa jalan kok. Hehe.


Akhirnya minggu ini mulai dibenerin itu si motor,
disimpen di bengkel seharian.
Ganti ban, setirnya dilurusin lagi, ganti per, dll.


Dan tadi pagi baru pertama kali aku coba motor yang baru dibenerin itu.
Apa yang aku rasakan?
Aneh.
Aku malah ngerasa ada yang ga beres sama motor itu,
keseimbangan nya jelek.
Menurut aku malah motornya lebih berat ke arah kanan,
setirnya juga kok kaya yang goyang dan miring gini.
ban nya jadi keras, rem nya juga.
Kok malah gini yaa?


Sepanjang jalan dari rumah ke kantor aku ngeluh dalam hati,
ih motornya jadi ga enak!
trus membatin ini pasti bengkelnya ga bener nih.
daaan berbagai macam keluhan lainnya.
Tapi ya, semakin lama aku pake si motornya,
aku makin terbiasa dan keluhan-keluhan sebelumnya hilang gitu aja.


Kemudian aku mikir.
Aku tau banget ini motor diservis di bengkel resmi.
Tentu saja bengkel resmi memiliki montir yang memang sudah tersertifikasi dan paham banget kondisi motor.
Kenapa aku ngerasa di awal motor aku ga enak?
karena aku sudah terbiasa menggunakan motor yang jelek.
ketika kondisi motor aku dikembalikan ke kondisi prima,
aku tidak terbiasa.
got my point?
:)


Makanya di awal postingan ini aku mengajukan pertanyaan,
apakah si pohon yang akan tumbuh tinggi itu sudah memastikan bahwa tempat ia tumbuh adalah spot terbaik bagi dirinya?
Jangan sampe kita salah pilih tempat tumbuh ya.
Sebelum mengakar, meninggi, menguat dan membesar.
Gimana caranya?


Well,
menurut aku salah satu caranya adalah dengan membuka pikiran kita.
Dunia ini penuh dengan informasi yang seringkali bertentangan.
Meskipun mungkin hati nuranimu lebih condong ke satu sisi,
tapi coba untuk baca, telaah, dan pahami informasi dari sisi lainnya.
Kuncinya di sini sih.
Jika memang kita belum paham juga, coba tanya ke yang lebih ahli.


Tahap pertama ini memang yang paling sulit menurut aku.
Sebagian karena ego kita yang besar, atau mungkin karena tidak siap menerima kenyataan bahwa kita yang salah?
Karena itulah, kadang mereka memilih menutup mata, hati, dan informasi dari sisi bersebrangan.
Kalo aku?
Sebagai muslim sih gampang ya,
pegangan nya jelas Al-Qur'an dan Sunnah.
Atau yaa tanya ustadz yang memang ahli di bidang tertentu.
Untuk kehidupan bermasyarakat, aku berusaha untuk membaca dari dua sisi.
Membandingkan hal-hal yang perlu dinilai, kemudian memutuskan aku akan "berpihak" ke sisi yang mana.


Susahnya adalah ketika kita udah terbiasa di "sisi yang salah".
Kaya kejadian motor aku kemaren. Hehe.
Udah terbiasa dengan kondisi "jelek" dan begitu dibenerin aku malah protes dan menyalahkan segala macam.
Pun bisa jadi di kehidupan ya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberikan keterbukaan pikiran dan keikhlasan untuk mengakui kesalahan.
Juga diberikan kesempatan untuk beralih ke sisi yang benar.




Lalu apa yang harus kita lakukan disaat kita sadar sedang tidak berada pada kondisi yang benar?
Bergerak, pergi, menjauh, tinggalkan.
Ga ada pilihan lain kan?
Ketika sudah sadar bahwa kita ada di hubungan, lingkungan, ikatan, atau bahkan kepercayaan yang jelas salah trus buat apa dipertahankan? :)
Masalah berikutnya adalah,
berani menyebrang?








with love,

@octyvz

you won't really know what's on the other side,
until you cross over

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar