Minggu, 29 Desember 2019

offline is a new luxury


postingan ini untuk mengingatkan diri sendiri,
bahwa aku mampu hidup tanpa handphone selama berminggu-minggu.
and i'm still alive :)
alhamdulillah 💗



Kadang manusia emang harus kejedot dulu baru bisa hati-hati,
harus sakit kepala dulu baru bisa menjaga diri,
harus diare dulu baru bisa masak sendiri.
😂
dalam kasus aku skrg,
harus rusak HP dulu baru bisa ngendaliin aktivitas sehari-hari :)


singkat cerita,
HP aku mati total sejak senin malam tanggal 2 desember 2019
karena akumulasi kecerobohan yg aku lakukan kepada HP Xiaomi Redmi Note 4X sejak 3,5 tahun yang lalu. 😅
awalnya panik iya.
langsung aku bawa ke tukang servis, dan dia menjanjikan besok juga beres.
ok fine.
sehari doang mah oke lah.
eh ternyata sampe sekarang belom bener itu HP 😂
dan selama itu aku jadi kaya introspeksi diri,
ternyata waktu-waktu yang biasanya aku pake buat megang HP bisa dialokasikan untuk hal lain ya.
ternyata qadarullah aku tetep sibuk 24/7 tanpa megang HP.
waw.


Aku pernah cerita juga betapa happy nya saat offline dari hingar bingar internet di postingan: unplug me
dan kali ini terjadi lagi dengan level lebih parah (HP matot) dan durasi lebih lama dari waktu cuti dulu. 
rasanya?
jujur,
campur aduk :)


Sempet panik karena aku gatau info ruangan dan jam ujian (lagi pekan UAS soalnya), dan ayra hampir aja ga ikutan outing karena semua info sekolah ayra di-share di grup whatsapp sama gurunya.
Oh dear 😂
Sempet ga enak juga sama temen grup reksos karena aku ga ikutan diskusi dan ngerjain tugas terakhir sebelum UAS 😖
maafkan akuuuu~
huhuhu.


Sisanya,
aku baik-baik aja.
karena alhamdulillah ga LDR,
jadi setiap hari ketemu suami dan anak-anak.
keluarga bisa kontak via suami.
perlu apa lagi sih? :)


sosial media?
satu sisi iya sih,
aku jadi kudet gatau berita apa-apa yg lagi happening.
karena TV seringnya nyala pas jam Upin Ipin doang 😂
tapi di sisi lain,
aku "selamat" dari godaan belanja online,
selamat dari ghibah online,
selamat dari kepo online,
selamat dari wasting time too much on my cellphone.
Qadarullah aku jadi bisa baca beberapa buku.
Alhamdulillah aku bisa nemenin anak-anak lebih khusyu.
ih, nikmat tau~


Lucunya,
disaat aku gapunya HP,
aku jadi heran sama suami yang dikit-dikit cek HP terus,
Saat gapunya HP, aku liat apa yang dilakukan oleh suami itu semacam:
ngapain siiiihhhh ga penting banget~
(padahal kerjaan dia emang harus online)
hahahaha.


padahal,
AKU JUGA KAYA GITU!
(dulu saat punya HP)
😂😂😂
kerjaan, komunikasi ttg perkuliahan, sampe info terbaru tentang kabar sekolah anak-anak pun lewat sosmed lah :)
anggap aja aku ga tergoda nonton korea, baca webtoon, atau chitchat haha hihi di grup buibu ya.
dunia saat ini bener-bener memaksa kita untuk stay connected.
trus aku ngerasa,
being offline is such a new luxury.
dengan segala hingar bingar dan tuntutan berbagai kepentingan,
stay connected and online itu semacam lebih tinggi derajatnya dari kebutuhan primer seseorang.
yagasih?


Masalahnya adalah,
terkadang proporsi untuk menggunakan handphone itu suka ga seimbang.
lebih banyak buat yg unfaedah nya (akuuuuu doang)
trus terlalu berlebihan juga makenya.
lagi makan harus banget sambil scrolling instagram sist?
buat apaaaaaa cobaaaa~
jadi aja henpon anda kecemplung ke mangkok bakso yang lagi dimakan kan.
ambyaaaaaarrrr~
(malah curhat) 😂


offline, gatau apa-apa, kontak jika ada info penting atau keperluan tertentu, 
jadi semacam kemewahan bagi aku.
tidak mengalami tsunami informasi,
fokus sama apa yang aku mau aja.
ah,
udah berapa semesta dunia ini gapunya internet dan tetap baik-baik saja kan?


Pernah denger istilah FOBO?
Fear Of Being Offline.
"73 persen remaja di Indonesia mengaku ingin selalu terhubung ke internet, di manapun mereka berada. Sebanyak 69 persen anak muda itu bahkan mengaku lebih baik tidak menonton televisi daripada tidak terhubung ke internet." (Kompas)

Uwow ga sih?
Yah, walau aku udah bukan remaja,
tapi faktanya aku ga takut offline. 🙈
malah semacam merindukan offline.
Kenapa?
Krn aku pun belum bisa 100% offline all the time,
Ganti HP pun kembali pilih smartphone bukan HP monochrome 😅
Makanya offline semakin menjadi barang mewah bagi aku.
Kalo kamu gimana?









with love,
@octyvz


Don’t get so caught up in being accessible to the world that you become inaccessible to your family.” 
---anonymous

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar